Dari Ruang Tugas ke Ruang Baca: Keteladanan Intelektual Ny. Heny Agus Purwanta Menyulut Api Literasi

Foto Suasana Penyerahan Secara Simbolis Sebanyak 12 Buku Ilmiah Hasil Karya Pribadi Ny. Heny Agus Purwanta, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara di Lobi Polres Lombok Utara pada Jumat (9/5/2025) (Sumber: Humas Polda NTB)
Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta: Jika Ingin Membentuk Polri Yang Presisi, Maka Literasi Adalah Jalan Menuju Kesana
SIGAPNEWS.CO.ID | Lombok Utara – Dalam lanskap institusi penegak hukum yang sering kali diasosiasikan dengan kekuatan fisik dan disiplin operasional, muncul sosok inspiratif yang mendobrak batas melalui jalan ilmu pengetahuan. Dialah Ny. Heny Agus Purwanta, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara sekaligus istri dari Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, S.I.K. Ny. Heny merupakan seorang teladan intelektual yang memelopori gerakan literasi dari jantung kepolisian di Kabupaten Lombok Utara.
Bertempat di Lobi Polres Lombok Utara pada Jumat (9/5/2025), Ny. Heny mencatatkan tonggak bersejarah dengan menyerahkan secara simbolis 12 buku ilmiah hasil karya pribadinya. Buku-buku tersebut bukan hanya sekadar cetakan biasa; semuanya telah memiliki ISBN, terdaftar di Perpustakaan Nasional, dan tercatat dalam sistem SISTER Kemdikbudristek (standar kredibel dalam dunia akademik Indonesia).
Turut hadir dalam seremoni tersebut, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Utara, Ir. Mochammad Wahyu Dharmawan, M.Si, jajaran Pejabat Utama Polres, dan para anggota Bhayangkari yang menyambut hangat semangat perubahan yang dibawa oleh pemimpin mereka.
“Masyarakat modern tak cukup hanya melek teknologi, tapi juga wajib melek literasi. Polisi cerdas lahir dari budaya membaca. Dan budaya ini harus dimulai dari sekarang,” tegas Ny. Heny dalam pidato inspiratifnya.
Tak berhenti sampai di situ, Ny. Heny juga meluncurkan dua program unggulan yang langsung menyentuh kebutuhan literasi di lingkungan Polri maupun masyarakat umum:
Pendirian Pojok Baca di ruang publik Polres, tempat masyarakat dapat memanfaatkan waktu tunggu untuk membaca buku-buku berkualitas.
Gerakan “1 Polisi, 2 Halaman per Hari”, yang mendorong anggota Polri untuk membiasakan diri membaca setiap hari meski hanya dua halaman.
Langkah ini menjadi inovasi literasi yang belum pernah diterapkan sebelumnya di lingkungan kepolisian daerah dan menjadi model yang layak direplikasi secara nasional.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, S.I.K menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif sang istri.
“Kami tak hanya membangun kekuatan fisik institusi, tapi juga memperkuat daya pikir. Literasi adalah amunisi baru Polri dalam menghadapi tantangan era informasi. Kami bangga atas kontribusi nyata Ny. Heny,” ujarnya.
Ir. Mochammad Wahyu Dharmawan, M.Si selaku Kadis Perpusarsip KLU, menyebut program ini sebagai transformasi strategis yang melibatkan perempuan sebagai motor penggerak perubahan.
“Ketika Bhayangkari memimpin literasi, itu artinya institusi sedang menyiapkan generasi aparatur yang berpikir kritis dan berwawasan luas. Ini harus kita dukung bersama,” ungkapnya.
Lebih dari Sekadar Bhayangkari: Ny. Heny, Simbol Perempuan Penggerak Intelektual Bangsa
Gerakan literasi Bhayangkari Lombok Utara yang digagas oleh Ny. Heny juga selaras dengan visi besar pembangunan nasional dalam Asta Cita Presiden RI, khususnya pada poin penguatan SDM unggul dan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan. Dalam konteks ini, Ny. Heny tampil sebagai lebih dari sekadar istri pejabat, ia adalah ilmuwan, pendidik publik, dan pelopor transformasi budaya intelektual di tubuh kepolisian.
Langkah ini juga menandai redefinisi peran Bhayangkari di era modern. Tak lagi hanya menjadi pendukung kegiatan sosial dan keluarga, tetapi juga sebagai kekuatan moral dan intelektual yang memperkuat wajah humanis dan cerdas dari institusi Polri.
“Jika ingin membentuk Polri yang presisi, maka kita harus mulai dari membentuk pola pikir yang presisi. Dan literasi adalah jalan menuju kesana,” tutup Ny. Heny dengan penuh semangat.
Dengan gerakan ini, Bhayangkari Lombok Utara membuktikan bahwa perubahan tidak harus datang dari ruang rapat besar atau program miliaran rupiah. Ia bisa tumbuh dari ketekunan menulis, dari kebiasaan membaca, dan dari satu komitmen kecil yang dijalankan dengan hati besar.
Editor :M Amin
Source : Humas Polda NTB