Ajaib! Tutorial Qurban Sendirian, Tanpa Ikat Tali dan Daging Tidak Bau Amis oleh JULEHA NTB

Foto Suasana Antusias saat Acara Pelatihan Manajemen Qurban bersama Juru Sembelih Halal Nusa Tenggara Barat (JULEHA NTB) pada Ahad (4/5/2025) di Ponpes Arrobani Wanasaba (Dok. Pribadi)
Drh. H. Lutfiansah Arafat: Sebagai Penyembelih, Kita Memikul Amanah Pengorban. Maka, Lakukan Sebaik-Baiknya dengan Ihsan!
SIGAPNEWS.CO.ID | Lotim - Teriknya siang pada Ahad (4/5/2025) tak menyurutkan langkah ratusan jamaah Pondok Pesantren Arrobani Wanasaba, untuk berkumpul di halaman utama Yayasan Ponpes Arrobani Wanasaba, Desa Wanasaba Daya. Di bawah bendera Juru Sembelih Halal Nusa Tenggara Barat (JULEHA NTB), pelatihan manajemen qurban resmi dibuka pukul 13.00 WITA, menghadirkan semangat kebersamaan dalam bingkai syariat, standar halal, dan ihsan penyembelihan.

Tonton Video Penyembelihan Sendirian Hewan Qurban oleh JULEHA NTB
Memperkuat Pondasi Ibadah Qurban
Diprakarsai oleh Pimpinan Ponpes, TGH. Habiburrahman, Lc bersama Panitia Qurban Yayasan dan didukung penuh oleh JULEHA NTB, serta Tim Konsultan Arrobani (TimKA), acara ini bertujuan membekali pengurus yayasan, dewan guru, santri, hingga jajaran Kepala Lingkungan Kecamatan Wanasaba dengan kompetensi 18 ilmu dasar penyembelihan.
“Kehadiran kami di sini adalah penyempurnaan ikhtiar kita dalam ibadah qurban,” tegas Drh. H. Lutfiansah Arafat, Wakil Ketua Umum JULEHA NTB ketika membuka sesi pelatihan dengan penuh semangat.
“Sebagai penyembelih, kita memikul amanah pengorban. Maka, lakukan sebaik-baiknya dengan ihsan”, tambah Dokter Hewan dari Mataram ini, sembari menyemangati peserta.
Jejak Langkah Profesional: 18 Ilmu Juleha
Tomy S, Instruktur Bilah JULEHA NTB menambahkan:
“Misi kami: satu masjid, satu Juleha. Lebih dari sekadar juru jagal, Juleha adalah juru syiar, yang misinya menegakkan SOP demi keamanan masyarakat dan hewan.” Dalam praktiknya, salah satunya penggunaan sarung tangan khusus demi menjaga higienitas dan keselamatan.
TGH. Habiburrahman, Lc pun menyediakan seekor kambing qurban sebagai media praktek langsung. Hal ini bertujuan untuk membuat para peserta khususnya yang belum pernah menyembelih sama sekali, akan mendapat ilmu dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan qurban.
Teknik ‘Merobohkan’ & Standar Keprofesian
Dipandu oleh Drh. Lutfiansah, materi teknik penyembelihan dibedah tuntas:
- Struktur Kepanitiaan Qurban: Ketua, sekretaris, bendahara, korlap, penerima, penampungan, penggiring, penyembelih (1 jagal & 3 asisten), pemeriksa antemortem & postmortem, hingga petugas pasca-potong (daging, tulang, jeroan).
- Puasakan Hewan 10–12 Jam: Untuk kebersihan jeroan dan menurunkan agresivitas.
- Drainase Darah & Kotoran: Lubang khusus memastikan aliran darah bersih.
- Cincin Pengait Kepala: Mengikat kepala sapi ke tanah.
- Busana Penyembelih: Celana panjang, apron/ celemek & sarung tangan (disarankan sarung tangan baja).
- Peralatan: Pisau lurus stainless steel, hairnet & helm, kacamata proyek, masker, wearpack, scabbard, sepatu bot.
- Pisau Stainless Steel Tajam Ukuran 20 - 22 cm untuk Penyembelihan.
- Ikat Sapi: Tambahan satu tali pengaman untuk kepala, leher, serta kaki sapi dengan tali baru.
- Teknik Ikatan Burley.
Foto Perebahan Hewan Qurban Cara Burley (Dok. Pribadi)
- Prosedur Pengikatan & Perebahan Hewan Qurban: Pertama - Ikatlah hidung sapi ke cincin pengikat yang sebelumnya tertanam di tanah. Dekatkan hidung/ kepala sapi sedekat mungkin dengan pengait kepala yang berada di tanah. Kedua - Ikatlah kaki depan sapi sebelah kiri ke tiang penyangga/ pepohonan di lokasi potong. Ketiga - Ikatlah tali di kaki belakang sebelah kiri. Keempat - Tariklah hingga hewan qurban menjadi jatuh. Kelima - Satukan ikatan kaki depan sebelah kiri dengan ikatan kaki belakang sebelah kiri dengan kaki kanan depan sebelah kanan. Perlu diperhatikan, biarkan kaki belakang sebelah kanan menjadi bebas/ tanpa diikat.
- Proses Penyembelihan: Pertama - Tariklah ke barah bawah pada kedua telinga hewan qurban. Dilakukan hingga mata hewan qurban tertutup oleh telinganya. Kedua - Tentukan lokasi pisau penyembelihan di 2 jari (kambing) & 4 jari (sapi/ kerbau) di bawah daun telinga hewan qurban. Ketiga - Dorong sekali irisan sempurna, tanpa mengangkat pisau sembelih sembari mengucapkan basmallah dan takbir.
Boning: Pisau khusus untuk memisah daging-tulang.
- Pigmen Bau: Pisahkan sentuhan bulu dan daging, gunakan air cucian antarbahan. Jadi, jangan menyentuh daging, ketika sudah menyentuh bulu/ kulit hewan qurban kecuali setelah Anda menyuci tangan dengan bersih. Supaya daging terhindar dari bau tidak sedap.
- Metode Nahr & Dzabh: Unta disayat pangkal leher (QS Al-Hajj 36); sapi, kambing, ayam disembelih di ujung leher dengan posisi irisan sekaligus memotong tiga saluran (darah, pakan, napas).
- Larangan: Jangan tarik, siram, atau lakukan apa pun sebelum hewan benar-benar mati.
- Perawatan Pisau:
- Amplas landai & honing untuk ketajaman maksimal
- Empat kali gesekan, lalu tekan ringan di tahap akhir
- Honing: Menghilangkan lemak dan meluruskan mata pisau.
- Sikap Ihsan:
- Tajamkan pisau tanpa mengasah di hadapan hewan.
- Sembelih terpisah dari hewan lain.
- Kulit hewan dipisah dengan pisau khusus setelah hewan mati.
Sebagai pelengkap, TGH. Habiburrahman, Lc memaparkan syarat mutlak penyembelih: beragama Islam, berakal, baligh, serta memiliki keahlian atau standar kompetensi memadai.
Suara Para Peserta Pelatihan: Inspirasi dari Lapangan
“Ini sangat membantu bagi masyarakat umumnya dan para santri khususnya. Karena kebanyakan orang, belum bisa mengorbankan hewan mereka sendiri. Jadi, ketika ada kegiatan ini, itu sangat berharga. Ini sangat baik, semoga ke depannya bisa lebih ditingkatkan lagi.,” ungkap Kurniawan Sastra Wijaya, siswa kelas XI Ponpes Arrobani Wanasaba.
Alumni Ponpes Arrobani Wanasaba, Zulfikri yang melakukan praktek langsung dengan kambing, berbagi pengalamannya:
“Awalnya heran, biasanya tiga orang memegang kambing. Ternyata satu orang bisa, dan kambing tenang tanpa diikat! Pengalaman ini sangatlah berharga.”
Zulfikri menambahkan apresiasinya pada JULEHA NTB:
“Masya Allah, ilmu ini sangat membantu masyarakat. Semoga pelatihan seperti ini terus berjalan tanpa kendala.”
Zulkipli dari Baret Orong Wanasaba pun berterima kasih:
“Alhamdulillah, di sinilah pertama kali saya belajar menjinakkan hewan qurban. Terima kasih Ponpes Arrobbani & Tim JULEHA NTB.”
Pelatihan Manajemen Qurban di Ponpes Arrobani Wanasaba ini bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan transformasi ibadah, yang dari sekadar tradisi menjadi manifestasi ihsan. Dengan bekal SOP, APD, dan teknik terkini, harapannya setiap tetes darah qurban tercurah dalam kesungguhan hati, sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada tangan Juleha NTB, syiar halal semakin terang, hingga menjadi ilmu jariyah.
Editor :M Amin