Menguak 8 Fakta Fantastis di Balik Kasus Uang Palsu Jaringan UIN Alauddin Makassar

Foto Tangkapan Layar Vidio yang Tengah Viral Mengenai Hampir Miripnya Uang Palsu Jaringan dengan Uang Asli (Sumber: SS Vidio IG @majeliskopi08)
Trik Jitu Membedakan Uang Palsu dari UIN Alauddin Makassar: Cek Pola Biru dan Logo BI!
SIGAPNEWS.CO.ID | NTB – Skandal uang palsu yang mengguncang Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, kini menjadi sorotan publik secara nasional. Dari mesin cetak seberat 23 ton, hingga rencana fantastis menggunakan uang palsu untuk Pilkada.
Berikut 8 fakta menarik dan unik, yang membuat kasus ini semakin viral:
1. Mesin Cetak Raksasa 23 Ton: Masuk Kampus dengan Alasan Cetak Buku
Dalam upaya menyamarkan aktivitas ilegalnya, Dr. Andi Ibrahim, kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar, mendatangkan mesin cetak raksasa seberat 23 ton dari China. Mesin ini dibawa ke dalam kampus malam-malam dengan alasan untuk mencetak buku. Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan bahwa, mesin tersebut digunakan untuk memproduksi uang palsu skala besar. Kini, Andi Ibrahim dan 16 orang lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Nonton Cara Para Pelaku Memasukkan Alat Pencetak Uang 23 Ton
2. Proses Cepat, Produksi Kilat
Dengan teknologi canggih dari mesin cetak ini, sindikat dapat mencetak ratusan juta uang palsu hanya dalam hitungan jam. Kecepatan ini, menjadi salah satu alasan sindikat bisa beroperasi selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi.
Nonton Proses Pencetakan Uang Menggunakan Mesin Rp 600 Juta
3. Peran 17 Tersangka yang Kompleks
Jaringan peredaran uang palsu yang terungkap di Makassar mengejutkan publik. Tidak hanya melibatkan berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga pekerja swasta, tetapi juga menunjukkan pola transaksi yang sistematis dan terorganisir.
- Dr. Andi Ibrahim (54), seorang tokoh terkemuka yang menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, menjadi dalang utama peredaran uang palsu di wilayah tersebut. Dengan peran strategisnya, ia memfasilitasi proses distribusi hingga transaksi jual-beli uang palsu.
- Mubin Nasir (40), rekan dari institusi yang sama, diduga menjadi pengedar aktif uang palsu dalam jaringan ini.
- Kamarang Daeng Ngati (48), seorang juru masak, juga tercatat memainkan peran signifikan dalam mengedarkan uang palsu sambil terlibat dalam transaksi harian.
- Irfandy MT (37), seorang karyawan swasta, diduga membantu proses transaksi jual-beli uang palsu sebagai bagian dari rantai operasional jaringan ini.
- Muhammad Syahruna (52), teridentifikasi sebagai produsen utama uang palsu. Ia memanfaatkan bahan baku yang disuplai oleh seorang individu bernama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) untuk memproduksi uang palsu dalam jumlah besar.
- John Biliater Panjaitan (68), diduga memanfaatkan koneksinya untuk memperjualbelikan uang palsu di berbagai wilayah.
- Sattariah alias Ria (60), seorang ibu rumah tangga, diketahui menggunakan uang palsu untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus memperjualbelikannya.
- Dra. Sukmawati (55), seorang guru ASN, diduga terlibat dalam peredaran uang palsu serupa. Kasus ini memunculkan keprihatinan mendalam, mengingat perannya sebagai pendidik.
- Andi Khaeruddin (50), seorang pegawai bank BUMN, mengejutkan publik dengan keterlibatannya dalam distribusi uang palsu. Posisi strategisnya menambah kompleksitas kasus ini.
Read more info "Menguak 8 Fakta Fantastis di Balik Kasus Uang Palsu Jaringan UIN Alauddin Makassar" on the next page :
Editor :M Amin
Source : Dikutip dari Berbagai Sumber