Aksi Cerdas Bupati Lotim, Hadirkan Angin Segar bagi Ekas: Pesanan Penginapan Penuh Hingga Oktober

Foto Tangkapan Layar Vido saat Bupati Lotim Menegur Boatman Non-Lokal Untuk Meninggalkan Spot Surfing Ekas pada Rabu (18/6/2025)
Kadis Pariwisata Lotim: "Apa Yang Dilakukan Bupati Kita Sangatlah Luar Biasa. Kini, Tingkat Hunian Di Ekas Sudah Penuh Hingga Bulan Oktober 2025"
SIGAP NEWS NTB | Lombok Timur – Keputusan tegas dan visioner Bupati Lombok Timur, Drs. H. Haerul Warisin, M.Si dalam menata kembali aktivitas boatman di kawasan surfing Ekas, Kecamatan Jerowaru, terbukti membawa berkah besar bagi perkembangan pariwisata setempat. Apa yang semula viral dan menimbulkan polemik, justru berubah menjadi pemicu kebangkitan Ekas sebagai destinasi unggulan di NTB.
Dari Viral Jadi Berkah: Okupansi Hotel Penuh hingga Oktober
Langkah Bupati Lotim yang sempat viral di medsos menunjukkan bahwa, Beliau memberikan arahan kepada sejumlah boatman non-lokal untuk meninggalkan spot surfing Ekas pada Rabu lalu (18/6/2025). Tindakan tersebut kini sudah terlihat dampak positifnya bagi pertumbuhan sektor pariwisata Ekas. Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, dalam wawancaranya bersama Sigap News NTB pada Jumat pagi (20/6/2025), mengungkapkan fakta mengejutkan:
“Tingkat hunian di Ekas kini penuh hingga bulan Oktober 2025. Padahal harga penginapan di sana berkisar antara Rp7 juta hingga Rp18 juta per malam, dan rata-rata tamu menginap selama 10 hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa yang dilakukan Bupati bukanlah pengusiran, melainkan penataan. Agar masyarakat lokal bisa lebih merasakan manfaat ekonomi dari pariwisata.
Wisatawan yang Tidak Kenal Ekas, Kini Penasaran dan Datang
Salah satu dampak tak terduga dari viralnya video tersebut adalah meningkatnya rasa penasaran wisatawan terhadap Ekas. Banyak orang yang sebelumnya tidak mengetahui tentang Ekas, kini justru berlomba-lomba mengunjunginya. Keindahan ombak dan panorama alam yang ditawarkan kawasan ini, menjadi magnet baru bagi pecinta surfing dan wisata bahari.
“Ini membuktikan bahwa pemberitaan viral tidak selalu berdampak negatif. Justru sebaliknya, Ekas kini menjadi destinasi yang ramai dibicarakan dan dicari,” ujar Kadis Pariwisata Lotim dengan senyum penuh kebanggaan.
Komitmen Bupati: Memberdayakan Masyarakat Lokal
Dalam video yang diunggah melalui akun TikTok resminya, Bupati Haerul Warisin menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap masyarakat lokal. Menurutnya, selama ini banyak wisatawan datang ke Ekas hanya untuk berselancar, tanpa menginap atau berbelanja di sekitar kawasan tersebut.
“Kalau tidak kita tata, masyarakat lokal hanya akan jadi penonton. Padahal merekalah yang seharusnya menikmati manfaat dari keramaian ini,” tegas Bupati.
Kebijakan ini bukan diskriminatif, melainkan afirmatif. Tujuannya adalah agar pelaku usaha lokal seperti pemilik homestay, warung makan, pemandu wisata, dan boatman asli Ekas bisa memperoleh manfaat ekonomi secara langsung.
Langkah Lanjut: Sinergi dan Penguatan Ekosistem Wisata
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Pariwisata berkomitmen melanjutkan dialog dengan komunitas boatman dan para pelaku wisata, baik dari dalam maupun luar daerah. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan solusi bersama yang menguntungkan semua pihak.
Rencana strategis yang akan dilakukan antara lain:
Pelatihan peningkatan kapasitas bagi pelaku wisata lokal agar mampu bersaing secara profesional.
Peningkatan infrastruktur pariwisata di Ekas, termasuk akses jalan, fasilitas umum, dan penataan spot surfing.
Promosi dan branding digital untuk menjadikan Ekas sebagai destinasi surfing dan ekowisata bertaraf internasional.
“Ini baru awal. Ketika ekonomi lokal tumbuh, masyarakat sejahtera, dan pariwisata dikelola secara berkelanjutan, maka Lombok Timur akan menjadi primadona wisata baru di Indonesia,” tutup Kadis Pariwisata Lotim dengan penuh keyakinan.
Kini, Ekas bukan hanya sekadar tempat berselancar. Ia telah menjelma menjadi simbol keberhasilan kebijakan berpihak pada rakyat. Dan semua itu dimulai dari langkah cerdas seorang pemimpin daerah yang tahu persis bahwa kekayaan alam harus dikelola oleh dan untuk masyarakatnya sendiri.
Editor :M Amin