Lombok Timur Tangguh: IPH 4,84% dan Strategi Pengendalian Inflasi Berbasis Data Daerah

Foto Suasana Rakor PID secara Virtual yang Dipimpin oleh Mendagri pada Senin (24/3/2025), dengan Dihadiri oleh Kadis Kominfosan Lotim, Ketua TPID Lotim dan Pihak-Pihak Terkait (Sumber Gambar: Diskominfosan Lotim)
Data BPS Ungkap: 30 Provinsi Naik IPH, Lotim Fokus Atasi Dampak Kenaikan Harga Cabai Rawit
SIGAPNEWS.CO.ID | Lotim – Dalam menghadapi tantangan ekonomi menjelang Lebaran 2025, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menunjukkan komitmen tinggi melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan inflasi. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional yang dipimpin oleh Mendagri Muhammad Tito Karnavian, yang juga memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual, pada Senin (24/3/2025).
1. Kepemimpinan dan Strategi Nasional
Rapat Koordinasi dan Peran Mendagri
Mendagri Tito Karnavian memimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah (PID) dengan tujuan mengkaji kondisi ekonomi dan merumuskan strategi penanganan harga pangan menjelang Lebaran. Dalam rapat khusus bersama Presiden Prabowo Subianto dan para menteri terkait, perhatian utama diberikan pada stabilitas ekonomi nasional dan penguatan narasi positif melalui:
- Analisis menyeluruh: Peran Menkeu dan Kemendagri dalam menyajikan data ekonomi dan realisasi belanja, guna menghindari kesalahpahaman masyarakat terhadap perekonomian.
- Koordinasi lintas sektor: Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengawasi harga dan pasokan pangan.
Narasi Ekonomi dan Tantangan Global
Presiden menyoroti beberapa isu penting, seperti penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menimbulkan persepsi negatif. Namun, Mendagri menekankan bahwa Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, yang mana:
- Peringkat PDB Indonesia: Menduduki posisi ke-41 dari 185 negara secara global, ke-3 di antara negara-negara G20, dan ke-5 di ASEAN.
- Stabilitas inflasi: Tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar -0,09% menunjukkan tren year-on-year yang stabil meski terdapat kenaikan harga pada beberapa sektor.
2. Data Ekonomi dan Indikator Inflasi Nasional
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Data menunjukkan bahwa meskipun terdapat fluktuasi di pasar saham, pertumbuhan tahunan PDB Indonesia tetap impresif:
- Peringkat global: Indonesia berada di peringkat ke-41 dari 185 negara.
- Di level G20 dan ASEAN: Indonesia menduduki posisi ke-3 di G20 dan ke-5 di ASEAN.
Indikator Inflasi
Pada skala nasional, tingkat inflasi berada pada posisi ke-13 dari 186 negara, ke-2 di G20, dan ke-3 di ASEAN. Tren inflasi yang mencapai -0,09% year-on-year memberikan gambaran bahwa kebijakan pengendalian harga berjalan efektif, meski beberapa sektor mengalami kenaikan harga.
3. Dinamika Harga Komoditas Menjelang Ramadhan 2025
Pengamatan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan dinamika harga dan pasokan komoditas penting, terutama menjelang Ramadhan 2025. Data BPS menyebutkan:
Perubahan harga di tingkat kabupaten/kota:
~ Kenaikan harga terjadi di 228 kabupaten/kota.
~ Penurunan harga terjadi di 63 kabupaten/kota.
Indeks Perubahan Harga (IPH):
~ 30 provinsi mengalami kenaikan IPH.
~ 8 provinsi mencatat penurunan IPH.
Komoditas andalan:
Cabai rawit dan bawang merah menjadi komponen utama yang mendorong kenaikan IPH.
Strategi Pengawasan Harga
Bersamaan dengan data BPS, Kantor Staf Presiden melakukan pemantauan yang menunjukkan bahwa harga pangan seperti gula, tepung terigu, daging ayam ras, dan cabai merah besar masih dalam kondisi aman, meskipun harga beras medium dan bawang putih menunjukkan fluktuasi di beberapa provinsi.
4. Kondisi Inflasi di NTB dan Fokus di Lombok Timur
Data Inflasi di NTB
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), data menunjukkan:
~ Tingkat Inflasi Propinsi: -0,01%
~ Indeks Perubahan Harga (IPH): 4,52%
Fokus Lombok Timur
Lombok Timur menorehkan catatan khusus dengan IPH sebesar 4,84%, menempatkannya:
~ Urutan ke-4 se-NTB
~ Peringkat ke-19 se-Indonesia
Komoditas yang paling berpengaruh di daerah Lotim yaitu:
~ Cabai rawit: Menyumbang 5,4548% terhadap IPH.
~ Cabai merah: Menyumbang 0,0285% terhadap IPH.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun angka inflasi regional relatif stabil, perhatian khusus terhadap komoditas yang rentan fluktuasi harga, seperti cabai, tetap menjadi prioritas dalam strategi pengendalian inflasi.
5. Sinergi dan Inspirasi dalam Mengendalikan Inflasi
Upaya Kolaboratif Pemerintah Daerah
Mewakili Bupati dan Wakil Bupati Lotim, Kadis Kominfosan Lombok Timur Dr. H. Fauzan menyampaikan apresiasi atas koordinasi yang telah dilakukan bersama TPID Lombok Timur dan pihak-pihak terkait. Langkah-langkah yang diambil antara lain:
- Identifikasi komoditas kritis: Setiap daerah diharapkan melakukan pendataan mendalam terhadap komoditas yang berpotensi memicu inflasi.
- Implementasi kebijakan cepat: Pemerintah daerah diminta segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menekan angka inflasi, baik melalui penguatan distribusi pangan maupun pengawasan harga.
Inspirasi dan Harapan untuk Ekonomi Daerah
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional, tetapi juga sebagai inspirasi bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan global. Sinergi antara kebijakan pusat dan daerah diharapkan dapat:
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat: Dengan narasi yang konsisten dan berbasis data yang akurat.
- Mendorong inovasi pengendalian harga: Melalui kebijakan yang adaptif terhadap kondisi lokal dan perubahan pasar global.
Melalui koordinasi yang solid dan penerapan strategi berbasis data, Pemkab Lombok Timur menunjukkan tekad kuat dalam menjaga stabilitas harga, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Semangat kolaboratif dan inovatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan ekonomi global sekaligus menginspirasi masyarakat untuk selalu optimis dalam setiap perubahan.
Editor :M Amin