Kebaikan yang Menggetarkan: Menyelami Opini Dr. Dewa Wijaya tentang ‘Mengukur Nilai Diri"

Foto Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya (Sumber: Aiptu Muhammad Hatta)
Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya: Sebuah Panggilan Humanis Menjadi Berharga Bukan Atas Dasar Prestasi Semata, Melainkan Melalui Kebijakan Dan Kebaikan Hati
SIGAPNEWS.CO.ID | INDONESIA – Di tengah derasnya arus kompetisi dan tekanan prestasi, muncul sebuah suara lembut nan menggugah dari Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya. Dalam tulisannya yang berjudul Mengukur Nilai Diri: Bukan Dari Keunggulan, Melainkan Dari Kebijakan, Dr. Dewa Wijaya menantang paradigma penilaian diri yang selama ini terjebak semata pada angka, gelar, atau capaian duniawi.
“Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tetapi siapa yang berbuat baik. Maka teruslah menjadi orang baik. Jika beruntung, kamu akan menemukan orang baik. Jika tidak, orang baik yang akan menemukanmu,” ungkap Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya dengan tulus.
Kutipan tersebut langsung menyentuh palung nurani: bahwa kebesaran jiwa terletak pada ketulusan memberi, bukan pada catatan prestasi yang seringkali fana. Tulisan opini sepanjang enam paragraf ini menegaskan bahwa:
Nilai Dasar Kemanusiaan
Dr. Dewa Wijaya mengajak pembaca untuk kembali menempatkan kebaikan sebagai tolok ukur sejati. Kebaikan yang konsisten dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dapat menumbuhkan empati dan solidaritas, sekaligus merajut kembali keretakan sosial akibat ambisi yang tak terkendali.
Kebaikan sebagai Kebijakan Hidup
Bukan sekadar aksi sesaat, tetapi sebuah komitmen batin, mengenai sebuah “kebijakan” personal yang dipilih untuk dijalankan setiap waktu. Kebijakan inilah yang membedakan antara sekadar berbuat baik dan menjadi pribadi berintegritas.
Jejak Kebaikan yang Abadi
Walau tak selalu terlihat instan, kebaikan meninggalkan jejak mendalam dan menular. Dr. Dewa Wijaya memaparkan bahwa tindakan tulus dalam skala kecil sekalipun memiliki daya ubah besar, menciptakan gelombang positif yang melampaui batas ruang dan waktu.
Menginspirasi Generasi Muda
Pesan humanis ini ditujukan khususnya untuk generasi muda, yang kini hidup di era penuh distraksi digital dan tekanan sosial. Dr. Dewa Wijaya berharap, nilai kebajikan menjadi “gaya hidup” dan fondasi etika dalam berinteraksi, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi pemimpin yang visioner sekaligus peduli sesama.
Mengapa Opini Ini Luar Biasa?
Narasi yang Memikat: Bahasa yang digunakan penuh imaji dan metafora, menyeimbangkan kehangatan dan ketegasan pesan.
Akar Filosofis dan Praktikal: Bukan hanya retorika, tetapi diperkaya contoh konkret dan refleksi mendalam tentang pengalaman manusia.
Seruan Transformasi Sosial: Mengubah cara pandang kolektif, dari mengejar posisi tertinggi menjadi memperbanyak kebaikan dalam setiap jejak langkah.
Ketika dunia menyanjung keunggulan teknis, Dr. Dewa Wijaya justru mengingatkan tentang panggilan tertinggi: memanusiakan manusia. Opini ini layak menjadi bacaan wajib di ruang redaksi, ruang kelas, hingga ruang keluarga, karena di sanalah nilai sesungguhnya lahir, bukan dari pujian dunia, tetapi dari hati yang tulus.
Data Tulisan Opini
1. Penulis: Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya
2. Judul Opini: Mengukur Nilai Diri: Bukan Dari Keunggulan, Melainkan Dari Kebijakan
3. Poin Utama:
3a. Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tetapi siapa yang berbuat baik.
3b. Kebaikan sebagai kebijakan batin, bukan sekadar pencitraan.
3c. Jejak kebaikan yang meninggalkan pengaruh abadi.
3d. Inspirasi bagi generasi muda untuk menjadikan kebaikan gaya hidup.
Dengan gayanya yang fantastis nan inspiratif, Dr. Dewa Wijaya berhasil menanamkan satu kebenaran sederhana:
“Kebaikan tak lekang oleh waktu, dan ia adalah kekayaan paling berharga yang bisa kita wariskan.”
Editor :M Amin
Source : Aiptu Muhammad Hatta