Viral di Medsos! Pasien Terlantar Asal Lotim jadi Tunawisma & Dirawat di RSU Samarinda Medika Citra

Foto Kartu Identitas Pasien Terlantar Asal Lotim yang Viral di Medsos dan WAG (Sumber: Kadis Sosial & Camat Selong)
Kadis Sosial, H. Suroto: Begitu Laporan Masuk, Kami akan Merespon untuk Mencari Solusi. Salam Sosial!
SIGAP NEWS NTB | Lombok Timur - Dalam sebuah kolaborasi lintas wilayah yang luar biasa, Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur, Pemerintah Kecamatan Selong, dan Kelurahan Kembang Sari berhasil mengurus pemulangan Marsamah, seorang pasien tanpa keluarga dan tempat tinggal, dari RSU Samarinda Medika Citra ke pangkuan keluarganya di Kecamatan Selong pada Rabu (21/5/2025). Keberhasilan ini menegaskan betapa pentingnya sinergi, dedikasi, dan empati dalam pelayanan publik.
Kronologi Aksi Cepat Tanggap
20 Mei 2025, 09.30 Wita
Perawat Bq. Elis di IGD RSU Samarinda Medika Citra mendapati Marsamah dalam kondisi linglung dan tanpa identitas tempat tinggal. Dari KTP & BPJS, terungkap alamatnya di Kecamatan Selong, Lombok Timur. Elis segera menghubungi Lurah Kembang Sari, Lalu Satirman, S.AP yang kebetulan mengenal Marsamah secara personal.
20 Mei 2025, 11.33 Wita
Menyusul informasi dari Lurah Satirman, Camat Selong, Bq. Widiani Astuti, S.Kom, M.Eng menugaskan Kasi Trantib untuk menyisir keluarga Marsamah.
20 Mei 2025, 13.00 Wita
Kasi Trantib bersama Lurah Kembang Sari menemukan keluarga Marsamah di eks Simpang Tiga Pasar Kelape, Kelurahan Selong. Koordinasi intensif pun bergulir: dari kelurahan ke kecamatan hingga Dinas Sosial Kabupaten.
Dedikasi Tiga Pilar Utama
1) Lurah Kembang Sari, Lalu Satirman, S.AP
“Saya terpanggil karena kedekatan emosional dan rasa empati. Begitu Elis mengabarkan kondisi Marsamah, saya langsung mengontak keluarga di Pasar Kelape. Kami bergerak cepat agar yang bersangkutan tak lagi terombang-ambing di jalan.”
Dengan jaringan kuat di masyarakat Kelurahan Kembang Sari, Lurah Satirman menjadi ujung tombak pencarian awal, membuka jalan bagi proses selanjutnya.
2) Camat Selong, Bq. Widiani Astuti, S.Kom, M.Eng
“Begitu mendapatkan pesan WA pada pukul 11.33, saya langsung menugaskan Kasi Trantib. Dalam dua jam, keluarga sudah kami temui. Ini bukti bahwa sejak tingkat kecamatan hingga lingkungan, kami sigap merespons masalah warga.”
Bq. Widiani menegaskan sinergi internal yang solid: “Jika Dinas Sosial duluan terima laporan, kami koordinasi. Sebaliknya, begitu kami dapat kabar, petugas sosial selalu dihubungi.”
3) Kadis Sosial Lombok Timur, H. Suroto
“Staf Dinsos/Peksos telah menemui istri dan keluarga Marsamah pada Selasa sore (20/5/2025). Keluarga menyatakan siap memfasilitasi kepulangannya, biaya tiket pulang di'akomodir oleh Komunitas Lombok yang ada di sana. Waktu kepulangannya menanti pulihnya kesehatan Marsamah. Kemudian, Petugas kami akan siaga di bandara Lombok, setelah adanya kepastian jadwal kepulangan.”
Kepedulian Dinas Sosial tampak dari kecepatan penanganan: dalam hitungan jam setelah koordinasi, seluruh detail proses kepulangan dirampungkan, termasuk asesmen rumah dan persiapan tiket.
Harmoni dalam Tindakan
Sinergi antara 3 pihak yaitu pemerintah daerah, kecamatan, dan kelurahan telah menciptakan orbit kebaikan yang fantastis. Dari perawat yang tak kenal lelah, lurah yang peka, camat yang sigap, hingga kadis sosial yang responsif, semuanya bersatu demi satu tujuan: memulangkan Marsamah.
Data Singkat Marsamah
Nama: Marsamah.
Alamat KTP/BPJS: Jl. Hasanudin No. 15, RT. 21 RW. 001, Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.
Tanggal Kejadian: 20 Mei 2025.
Waktu Mulai Penanganan: 09.30 Wita (IGD RSU Samarinda).
Waktu Kepastian Keluarga: 13.00 Wita (Penemuan keluarga).
- Waktu Kepulangan: Menunggu hingga kesehatannya yang membaik.
Harapan di Ujung Jalan
Kisah Marsamah bukan sekadar berita; ia adalah cermin betapa kuatnya kepedulian antarrekan sejawat dan jejaring pemerintahan. Di tengah kompleksitas administrasi dan geografis, hati yang terpanggil mampu menembus batas, membawa pulang seorang manusia pada tempat seharusnya.
“Ini bukti bahwa selama ada niat, selalu ada jalan. Salam sosial” tutup H. Suroto, meneguhkan bahwa pelayanan sosial bukan hanya rutinitas, melainkan panggilan jiwa.
Dengan aksi heroik ini, Marsamah kembali menemukan rumah yang akan Dia tuju. Kemudian kita diingatkan: dalam setiap detik, kolaborasi dan empati bisa mengubah nasib. Kedepannya, siapa lagi yang akan tergerak oleh kisah fantastis ini untuk menolong sesama. Karena pada akhirnya, pelayanan terbaik, lahir dari hati yang peduli.
Editor :M Amin