H. Suroto In Action: Sinergi Lintas Pihak Bantu Pemulangan Pasien Terlantar di RSUP Sanglah Bali

Foto Suasana Keleluargaan saat Kadis Sosial Lotim, H. Suroto Mengunjungi Pasien yang Terlantar di RSUP Sanglah Bali pada Kamis Malam (27/3/2025) (Dok. Pribadi)
Dinsos Lotim Sukses jadi Inspirasi Pelayanan Publik Humanis: H. Suroto Bicara, 'Komunikasi dan Kolaborasi Atasi Tantangan Sosial'
SIGAPNEWS.CO.ID | LOMBOK TIMUR - Koordinasi antar instansi kembali menunjukkan kekompakan dalam menghadapi tantangan sosial. Seorang pasien dari Lombok Timur yang mengalami keterbatasan mobilitas pasca operasi dan sempat terlantar di Bali, berhasil dipulangkan ke kampung halamannya pada Kamis (27/3/205). Berita ini merupakan wujud nyata dari kepedulian dan komitmen Dinas Sosial Lombok Timur, dalam menanggulangi persoalan pasien terlantar antar provinsi, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) nasional.
Kronologi Aksi Sosial
Pada Kamis pagi tersebut, H. Suroto selaku Kadis Sosial Lotim, menerima informasi melalui WhatsApp dan telepon dari Humas RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah (RSUP Sanglah Bali). Informasi tersebut menyebutkan bahwa, terdapat seorang pasien dari Lotim yang terlantar di Bali pasca operasi. Pasien tersebut dalam kondisi belum mampu bergerak dengan leluasa, sehingga dinilai perlu penanganan khusus. Sesuai arahan dari pimpinan BPTI dan masukan dari Baznas, proses pemulangan segera dilakukan dengan dukungan ambulans.
Proses ini melibatkan berbagai pihak:
- RSUP Sanglah Denpasar memberikan informasi terkait kondisi pasien yang sebelumnya dirawat.
- Dinas Sosial Kota Denpasar turut mengawal pasien yang sempat difasilitasi di Bali. Karena tidak adanya keluarga yang langsung menemani.
- Petugas Rumah Singgah Lotim di Bali bekerja aktif untuk menghubungi keluarga pasien di Lotim. Agar proses pemulangan dapat segera dilaksanakan.
Dengan koordinasi yang matang, pasien langsung diberangkatkan dari Bali pada siang hari bersama Relawan Ambulance Bali (RAB), hingga berhasil tiba di rumahnya di Desa Bagik Papan pada malam harinya.
Koordinasi dan Sinergi Lintas Pihak
H. Suroto menekankan bahwa, keberhasilan pemulangan pasien ini adalah hasil dari komunikasi intensif dan sinergi antar instansi. Dalam keterangannya, beliau menyatakan:
“Selanjutnya kami komunikasi dan koordinasi dengan beberapa pihak terkait, terutama Baznas dan ambulans relawan Bali yang sudah biasa mengantar pasien ke Lombok. Semua proses berjalan lancar sehingga pasien langsung dibawa ke Lombok dengan dukungan Baznas Lotim dan tadi malam pasien telah tiba di rumahnya meski KTP-nya belum lengkap.”
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kasus seperti ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan merupakan tugas bersama. Apabila terjadi kasus orang terlantar antar provinsi, maka Dinas Sosial setempat bekerja sama dengan pihak kepolisian (Polsek/Polres) untuk memastikan pasien segera mendapatkan bantuan dan dapat dipulangkan sesuai prosedur. Sementara untuk pasien lokal, cukup melapor ke desa agar dapat segera dihubungkan dengan keluarganya.
Peran dan Tanggapan Masyarakat
Kepedulian yang ditunjukkan oleh H. Suroto dan jajaran Dinas Sosial Lombok Timur telah menyentuh hati masyarakat. Banyak pihak, terutama keluarga pasien yang terbantu oleh aksi sosial ini, menyatakan apresiasi yang tinggi. Masyarakat menilai bahwa pelayanan publik yang cepat, tepat, dan berbasis sinergi antarlembaga sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warganya.
Keluarga pasien sendiri mengungkapkan bahwa kemudahan dalam proses pelaporan dan pemulangan sangat membantu, “Klo orang terlantar lokal di sini ya cukup lapor di desa, tinggal kita hubungkan dengan pihak desa asal untuk menghubungi keluarganya.” Pernyataan ini mencerminkan betapa pentingnya koordinasi antara masyarakat dan aparat untuk menangani masalah sosial secara efisien dan humanis.
Kesimpulan dan Harapan
Aksi sosial yang dilakukan oleh Dinas Sosial Lombok Timur, khususnya melalui arahan Kadis Sosial H. Suroto, tidak hanya menyelesaikan permasalahan pasien terlantar tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kerja sama antarlembaga dalam pelayanan publik. Sinergi antara RSUP Sanglah, Dinas Sosial Denpasar, Baznas, petugas rumah singgah, dan Relawan Ambulance Bali telah membuktikan bahwa dengan komunikasi yang baik, hambatan geografis dapat diatasi demi kepentingan bersama.
Kedepannya, diharapkan mekanisme koordinasi seperti ini semakin diperkuat dan dijadikan standar operasional untuk menangani kasus serupa di seluruh Indonesia. Ini merupakan inspirasi bagi seluruh instansi pemerintah dan masyarakat dalam membangun sistem pelayanan yang inklusif, cepat, dan penuh empati.
Berita ini menjadi bukti nyata bahwa aksi sosial yang terintegrasi dan kolaboratif mampu memberikan solusi atas persoalan kemanusiaan, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang tata cara penanganan kasus orang terlantar baik secara lokal maupun antar provinsi.
Editor :M Amin