Kembalinya Harapan: 38 Anak Binaan Lapas Loteng Bebas di Hari Anak Nasional 2025

Foto Suasana Peringatan Hari Anak Nasional 2025 Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Bersama Menteri Agus Andrianto di LKPKA Kelas II Lombok Tengah (Humas Lapas Selong)
Menteri Agus Andrianto: "Pengurangan Masa Pidana adalah Wujud Nyata Negara Nenghargai Anak-Anak Binaan yang Berubah Lebih Baik"
SIGAP NEWS NTB | Lombok Tengah – Dalam suasana penuh sukacita memperingati Hari Anak Nasional 2025 di LKPKA Kelas II Lombok Tengah , Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI meluncurkan gebrakan istimewa: 38 Anak Binaan resmi menghirup udara kebebasan setelah mendapatkan Pengurangan Masa Pidana (PMP) kedua, Rabu (23/7). Langkah berani ini tak hanya membebaskan mereka dari jeruji besi, tetapi juga membuka lembaran baru harapan bagi masa depan yang lebih cerah.
“Kebebasan Adalah Awal Perjalanan Baru”
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menyampaikan bahwa PMP bukan sekadar angka pada layar hitung waktu.
“Pengurangan Masa Pidana adalah wujud nyata negara menghargai anak-anak binaan yang telah menunjukkan perubahan sikap dan kepatuhan,” ujarnya.
Menurut Menteri Agus, program ini membakar semangat positif, mempercepat reintegrasi sosial, mengurangi beban psikologis, dan mempererat ikatan kasih dengan keluarga.
Dua Gelombang PMP: Cerita di Balik Angka
PMP HAN I: Menanam Harapan
938 anak mendapat –1 bulan masa pidana
174 anak mendapat –2 bulan
143 anak mendapat –3 bulan
17 anak mendapat –4 bulan
Dari total 1.272 anak yang masih menjalani lanjutan pembinaan, setiap angka itu mencerminkan satu kisah keberanian memperbaiki diri.
PMP HAN II: Kebebasan yang Dirayakan
23 anak mendapat –1 bulan hingga lulus masa pembinaan
8 anak mendapat –2 bulan
7 anak mendapat –3 bulan
38 pahlawan kecil inilah yang hari ini menyongsong keluarga dengan pelukan hangat, setelah lampu hijau PMP kedua menyinari hari depan mereka.
Prioritas Pendidikan dan Keterampilan
Fokus utama pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) tak sekadar menunggu waktu berlalu, melainkan mengisi hari dengan ilmu dan ketrampilan. Mulai dari pendidikan formal (SD, SMP, SMA), program Paket A/B/C, hingga pelatihan bakat praktis. Menteri Agus bangga mencatat, “Banyak alumni binaan kami melanjutkan kuliah dan mendapat pekerjaan bergengsi. Mereka bukan sekadar pulih; mereka tumbuh menjadi generasi tangguh, intelektual, dan mandiri, bagian dari generasi emas Indonesia.”
Simbol Hemat Negara, Investasi Masa Depan
Lewat skema PMP HAN, negara menghemat Rp 939.930.000,00 untuk biaya makan anak binaan. Namun lebih dari sekadar angka efisiensi, ini adalah investasi sosial: memupuk rasa percaya diri anak-anak sehingga mereka dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Semangat Kolaborasi Tanpa Batas
Pencapaian ini tak lepas dari sinergi Pemasyarakatan dengan pemerintah daerah, lembaga sosial, dan keluarga anak binaan.
“Saya mengapresiasi seluruh petugas pemasyarakatan dan mitra kerja yang tak kenal lelah membina putra-putri bangsa,” pungkas Menteri Agus.
Data Wilayah: Pusat Harapan Baru
Tahun ini, sebaran PMP terbanyak berasal dari:
Sumatra Utara – 163 anak
Jawa Timur – 132 anak
Jawa Barat – 97 anak
Setiap angka adalah cerita; setiap cerita adalah cermin harapan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, berhak meraih masa depan gemilang.
“Selamat kepada Anak Binaan penerima PMP. Teruslah memperbaiki diri, memperkuat iman, dan meneguhkan tekad. Jadilah insan yang berakhlak mulia, taat hukum, dan berguna bagi bangsa,” pesan final Menteri Agus Andrianto, menutup perayaan Hari Anak Nasional kali ini dengan gema optimisme yang menggetarkan.
Editor :M Amin