Kapolres Lombok Timur Pimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana: Bacakan 8 Amanat Kapolri Ini
Foto Suasana Khidmat saat Kapolres AKBP I Komang Sarjana Memimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Lombok Timur pada Rabu (5/11/2025) di Mako Polres (Dok. Pribadi)
Kapolres AKBP I Komang Sarjana: “Melalui Apel Ini, Kita Memastikan Bahwa Setiap Elemen, Baik Personel Maupun Peralatan, Siap Bersinergi Secara Sigap, Cepat, Dan Tepat Dalam Menghadapi Berbagai Potensi Bencana"
SIGAP NEWS NTB | Lombok Timur – Dalam suasana pagi yang sejuk di Kabupaten Lombok Timur pada Rabu (5/10/2025) pukul: 08.00 Wita, deretan personel gabungan dari berbagai instansi berdiri tegap di lapangan apel Polres Lombok Timur. Di tengah barisan pasukan berseragam lengkap, Kapolres Lombok Timur, AKBP I Komang Sarjana, S.I.K., S.H tampil sebagai inspektur upacara, memimpin Apel Kesiapan Dalam Rangka Tanggap Darurat Bencana yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia.
Apel tersebut menjadi momentum penting untuk memastikan kesiapan seluruh unsur penanggulangan bencana di daerah, baik dari aspek personel maupun sarana prasarana. Dalam kegiatan ini, Kapolres Lombok Timur juga membacakan 8 Amanat Kapolri, yang menekankan pentingnya sinergi dan kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi potensi bencana alam yang kian kompleks.
Sinergi Multi-Instansi: Wujud Nyata Semangat Kebersamaan
Apel kesiapsiagaan kali ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda dan stakeholder terkait, antara lain Bupati Lombok Timur, Dandim 1615 Lombok Timur, Wakapolres Lombok Timur, Danki 3 Yon B Satbrimob Polda NTB, serta para pejabat utama (PJU) dan perwira Polres Lombok Timur.
Turut hadir pula Kapolsek jajaran, Kasat Pol PP Lombok Timur, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Kalakhar BPBD Lombok Timur, dan Danpos Basarnas Pos Kayangan, bersama dengan tamu undangan dan peserta apel gelar pasukan lainnya.
Kehadiran seluruh unsur tersebut menunjukkan kekompakan lintas sektor dalam satu semangat: memastikan kesiapsiagaan dan koordinasi yang solid dalam menghadapi ancaman bencana di wilayah Lombok Timur dan sekitarnya.
“Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, hari ini kita masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan ‘Apel Kesiapan Dalam Rangka Tanggap Darurat Bencana’ yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia,” ujar Kapolres Lombok Timur saat membacakan amanat Kapolri.
Kapolres Lotim menambahkan bahwa apel ini bukan sekadar formalitas, tetapi langkah konkret dalam mengecek kesiapan seluruh personel dan sarana pendukung penanggulangan bencana.
“Melalui apel ini, kita memastikan bahwa setiap elemen, baik personel maupun peralatan, siap bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana,” tegasnya.
Gambaran Global dan Nasional: Indonesia di Tengah Pusaran Risiko Bencana
Dalam amanat Kapolri yang dibacakan Kapolres, disebutkan bahwa bencana alam merupakan tantangan global yang dihadapi seluruh negara di dunia.
Berdasarkan laporan United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) 2025, setiap tahun lebih dari 124 juta jiwa di dunia terdampak bencana alam.
Khusus untuk Indonesia, posisi geografis yang berada di “Ring of Fire” (Cincin Api Dunia) menjadikannya salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia.
Survei World Risk Index 2025 bahkan menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 negara paling rawan bencana, dengan karakter risiko yang kompleks serta tingkat kerentanan yang tinggi.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 19 Oktober 2025 mencatat telah terjadi 2.606 kejadian bencana di Indonesia.
Rinciannya:
- 1.289 banjir,
- 544 cuaca ekstrem,
- 511 kebakaran hutan dan lahan,
- 189 tanah longsor,
- 22 gempa bumi, dan
- 4 erupsi gunung berapi.
Akibat bencana tersebut, 361 orang meninggal dunia, 37 orang dinyatakan hilang, 615 orang luka-luka, dan lebih dari 5,2 juta jiwa terpaksa mengungsi.
Selain itu, 31.496 rumah serta 887 fasilitas umum dan perkantoran dilaporkan mengalami kerusakan.
Kapolres menegaskan bahwa angka-angka tersebut tidak hanya mencerminkan kerugian material, namun juga menggambarkan penderitaan psikologis dan gangguan sosial yang dialami masyarakat.
“Dampak bencana bukan sekadar kerugian ekonomi, tetapi juga trauma dan hilangnya rasa aman. Karena itu, langkah strategis, responsif, dan berkesinambungan harus menjadi prioritas bersama,” katanya menegaskan.
Peringatan dari BMKG: Waspadai Musim Hujan dan Fenomena La Niña
Dalam amanat yang sama, Kapolres juga menyampaikan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Hingga awal November 2025, 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak musim hujan diperkirakan berlangsung dari November 2025 hingga Januari 2026.
Fenomena La Niña juga diprediksi akan mulai terjadi pada November dan berlangsung hingga Februari 2026. Meski dalam kategori lemah, La Niña tetap berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian selatan, dan sebagian Papua.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan seluruh unsur pemerintah, TNI-Polri, BPBD, dan masyarakat harus terus diperkuat.
Delapan Amanat Kapolri: Pedoman Nasional Kesiapsiagaan Bencana
Kapolres Lombok Timur dalam kesempatan tersebut membacakan 8 penekanan penting Kapolri yang harus menjadi pedoman seluruh pihak:
- Lakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan melalui kerja sama dengan BMKG dan instansi terkait.
- Sampaikan informasi dan imbauan kamtibmas terkait potensi bencana kepada masyarakat secara cepat dan akurat.
- Pastikan kesiapan personel, sarana, dan prasarana termasuk peralatan evakuasi, kendaraan operasional, dan logistik pendukung.
- Laksanakan simulasi tanggap darurat bencana secara rutin untuk melatih kecepatan dan koordinasi lapangan.
- Utamakan kecepatan dan ketepatan respons, mulai dari evakuasi, penyaluran bantuan, trauma healing, hingga pemulihan pasca bencana.
- Laksanakan tugas kemanusiaan dengan empati dan profesionalisme, sehingga masyarakat merasa aman dan terlindungi.
- Pastikan setiap kegiatan penanggulangan bencana dilakukan sesuai prosedur dan dievaluasi secara berkala.
- Perkuat koordinasi dan sinergisitas dengan seluruh stakeholder: TNI, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat.
“Delapan poin ini bukan hanya instruksi administratif, melainkan amanah moral untuk melindungi setiap jiwa warga negara dari ancaman bencana,” tegas Kapolres dalam amanatnya.
Inspirasi dari Presiden: Negara Harus Selalu Hadir untuk Melindungi Rakyat
Dalam amanat Kapolri yang dibacakan, turut disampaikan pesan mendalam dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna tanggal 20 Oktober 2025:
“Kita diberi kekuasaan oleh rakyat untuk melindungi rakyat dari semua bahaya, termasuk bahaya ancaman dari badai dan dari bencana.”
Pesan Presiden ini menjadi pengingat bagi seluruh aparatur negara bahwa kekuasaan bukanlah hak, melainkan amanah yang harus diwujudkan dalam bentuk perlindungan nyata terhadap rakyat.
“Tugas kemanusiaan bukan sekadar pelaksanaan tanggung jawab jabatan, tetapi juga panggilan moral dan wujud pengabdian tulus terhadap kemanusiaan,” ucap Kapolres menutup amanatnya.
Dari Simulasi ke Aksi Nyata: Membangun Lombok Timur yang Tangguh Bencana
Melalui apel ini, Polres Lombok Timur bersama seluruh elemen terkait berkomitmen memperkuat sistem deteksi dini, kesiapan logistik, jalur evakuasi, hingga pelatihan penanggulangan terpadu lintas sektor.
Kegiatan ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, terutama di wilayah rawan banjir, longsor, dan gelombang tinggi.
Kapolres Lombok Timur menegaskan, kesiapsiagaan bukanlah slogan, tetapi tindakan nyata yang berkelanjutan:
“Kesiapsiagaan yang baik hari ini adalah penyelamat bagi ribuan nyawa esok hari.”
Penutup: Komitmen Bersama, Langkah Nyata untuk Kemanusiaan
Apel kesiapan tanggap darurat bencana yang digelar di Lombok Timur bukan sekadar simbol, melainkan wujud keseriusan aparat negara dalam menjamin keselamatan rakyat. Dengan berpegang pada 8 Amanat Kapolri, seluruh elemen bangsa diharapkan mampu memperkuat solidaritas, meningkatkan kapasitas tanggap darurat, serta memastikan negara selalu hadir saat bencana melanda.
Karena pada akhirnya, sebagaimana ditegaskan dalam amanat tersebut:
“Kesiapan yang terencana, respons yang cepat, dan sinergi yang kuat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa dan menjaga masa depan bangsa.”
Editor :M Amin