Mahasiswa UIN Malang Gelar Pelatihan Pidato Bahasa Arab dan Melayu di Thailand

Pelatihan Pidato Berbahasa Arab Dan Melayu Yang Penuh Warna Pada Rabu (6/8/2025) Di Rungrote Wittaya School - Thailand (Dok. Pribadi)
Muhammad Nur: "Kami Ingin Membangkitkan Kembali Keberanian Siswa Berbicara Di Depan Umum. Keberanian Itu Harus Dipupuk & Dirawat"
SIGAP NEWS NTB | Internasional – Empat mahasiswa Fakultas Humaniora UIN Malang memecah kebekuan suasana belajar di Rungrote Wittaya School - Thailand, dengan menggelar pelatihan pidato berbahasa Arab dan Melayu yang penuh warna pada Rabu (6/8/2025). Muhammad Nur, Asep Adli Azhari, Nur Syahbani, Zaqhlul Ammar, dan Frandika Arung Amoekti membuktikan bahwa program I-SMASH (International Student Mobility and Sharing) bukan sekadar label, melainkan jembatan nyata untuk berbagi ilmu lintas batas.
Pelatihan berdurasi 6 hari, dimulai dari 6 hingga 11 Agustus 2025, ini digagas sepenuhnya oleh Muhammad Nur, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang asal NTB, yang juga bertindak sebagai narasumber utama.
“Kami ingin membangkitkan kembali keberanian siswa berbicara di depan umum. Keberanian itu bukan anugerah, melainkan pohon yang harus dipupuk dan dirawat,” ujarnya penuh semangat usai membuka sesi pertama.
Inovasi di Luar Kelas
Sebelum pelatihan perdana, Muhammad Nur dan kawan-kawan telah terlebih dahulu membekali 8 kelas dengan materi dasar pidato selama seminggu. Dari situ, mereka menyeleksi 33 santri putra yang menunjukkan antusiasme dan potensi tinggi untuk mengikuti sesi intensif. Selanjutnya, giliran santriwati dengan perkiraan peserta lebih dari 20 orang menanti tantangan serupa.
Tak hanya pidato, gagasan mahasiswa UIN ini juga mencakup workshop kaligrafi Arab, tilawah, dan kepenulisan kreatif.
“Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah, kami tawarkan berbagai pelatihan tambahan. Semua ini agar manfaat I-SMASH makin terasa,” terang Asep Adli Azhari, yang sehari-hari menggeluti dunia jurnalistik kampus.
Dukungan Pihak Sekolah
Kehadiran para mahasiswa mendapat sambutan hangat dari guru pendamping, Ustadzah Hayati. Ia menyebut ini sebagai pelatihan pidato pertama setelah beberapa tahun vakum.
“Muhammad Nur sudah malang-melintang menjuarai lomba pidato dan kepenulisan, termasuk meraih juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Internasional. Saya optimis, siswa kami akan terpacu untuk tampil lebih percaya diri,” kata Ustadzah Hayati dengan bangga.
Kontribusi Internasional yang Mengesankan
Program I-SMASH, yang berjalan selama tiga minggu, memberikan luang bagi para mahasiswa untuk berinovasi di luar rangkaian kurikulum. Keberhasilan hari pertama pelatihan ini menjadi bukti nyata kontribusi UIN Malang dalam meningkatkan kualitas siswa di kancah internasional.
“Ini bukan sekadar transfer ilmu, tapi juga ajang saling belajar budaya dan motivasi. Ketika siswa kami mulai berani berdiri dan bersuara, saya yakin dampaknya akan terasa panjang,” tutup Frandika Arung Amoekti, yang akan memfasilitasi sesi tanya jawab dalam Bahasa Melayu.
Dengan semangat, kreativitas, dan keberanian, kelima mahasiswa ini tak hanya menginspirasi siswa Rungrote Wittaya School, tetapi juga menegaskan kiprah generasi muda Indonesia di pentas global. Pelatihan pidato yang fantastis ini seolah membuka lembaran baru: bahwa bahasa dan kultur adalah jembatan untuk meraih masa depan yang lebih gemilang.
Editor :M Amin