Pemda Lotim Hadiri Workshop Inklusivitas: Perempuan, Disabilitas, dan Lansia Jadi Prioritas

Foto Workshop Tim Pemantau untuk Pemantauan Program Keluarga Harapan (PKH) pada Senin sampai Selasa (2-3/12/2024) di Hotel Puri Indah Mataram (Sumber: Diskominfosan Lotim)
Pemantauan PKH untuk Kesejahteraan: Desa Loyok Kabupaten Lotim dan Desa Sesait KLU Jadi Model Inklusi
SIGAPNEWS.CO.ID | NTB – Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) NTB kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inklusi sosial, melalui penyelenggaraan Workshop Tim Pemantau untuk Pemantauan Program Keluarga Harapan (PKH) pada Senin sampai Selasa (2-3/12/2024). Bertempat di Hotel Puri Indah, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, menghadirkan narasumber dari Direktorat Jaminan Sosial Kementerian Sosial serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari 5 kabupaten di NTB.
Meningkatkan Akses Bagi yang Rentan
Workshop ini menjadi bagian dari Program INKLUSI-GEDSI Watch, yang dirancang oleh KAPAL Perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan perempuan, lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal lainnya mendapatkan akses setara pada program perlindungan sosial pemerintah. Program ini menekankan pentingnya pemantauan berbasis komunitas terhadap kebijakan, proses, dan dampak perlindungan sosial seperti PKH, yang menjadi andalan dalam pengentasan kemiskinan.
Sebagai langkah konkret, LPSDM akan melakukan pemantauan di Desa Loyok (Lombok Timur) dan Desa Sesait (Lombok Utara) menggunakan metode survei, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terarah (FGD). Fokusnya adalah mengidentifikasi hambatan serta memastikan keberlanjutan layanan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan kelompok marginal.
Menguatkan Kapasitas Tim Pemantau
Workshop ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan Tim Pemantau terkait:
- Desain dan implementasi PKH.
- Urgensi pemantauan berbasis komunitas untuk memperbaiki kebijakan, program, dan layanan.
- Penyusunan rancangan pemantauan PKH di tingkat kabupaten dan desa.
Hadir dalam kegiatan ini berbagai elemen penting, termasuk anggota Sekolah Perempuan, perwakilan BAPPEDA, Dinas Sosial, tokoh agama, organisasi disabilitas, jurnalis, akademisi, dan NGO. Kolaborasi multipihak ini diharapkan dapat mendorong solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Masa Depan yang Setara dan Inklusif
Direktur LPSDM NTB menyatakan, "Kami percaya bahwa keberhasilan program perlindungan sosial tidak hanya bergantung pada pelaksanaannya, tetapi juga pada pemantauan yang cermat dan kolaboratif. Dengan pemahaman yang sama, kita dapat menciptakan sistem perlindungan sosial yang merata dan inklusif di seluruh lapisan masyarakat."
Program INKLUSI ini diharapkan menjadi model strategis dalam mempromosikan kesetaraan, sekaligus menjawab tantangan sosial yang masih mengakar di berbagai daerah. Dengan langkah ini, NTB tidak hanya menapaki jalan inklusivitas, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dalam implementasi perlindungan sosial berbasis keadilan.
Editor :M Amin
Source : Diskominfosan Lotim