Dzikir dan Tradisi: Kilas Balik Jeleng Minyak Obat Penuh Khasiat Bersama TGH. M. Lukmanul Hakim

Foto Suasana Ngemes Minyak Obat Jemaah Haqqul Yaqien yang Dipimpin oleh TGH. M. Lukmanul Hakim dengan Dihadiri oleh Ir. Moh. Edwin Hadiwijaya di Yayasan Shirotul Khair Ambung dan Foto Minyak Obat yang Sudah Siap Distribusi pada Minggu (19/1/2025)
Proses ini berlangsung selama 16 jam, dari Sabtu malam hingga Minggu sore, dengan penuh dedikasi dan kekhusyukan.
KOMPOSISI MINYAK OBAT
Minyak obat ini diracik dari 108 jenis bahan, terdiri atas:
1) Hewani: Sarang Burung Walet dari Desa Kadindi Dompu, Sarang Burung Walet Mpoh Gading Lotim, Hati Unta, dan lainnya.
2) Nabati: Kelapa, Kayu Bajakah Kalimantan, Jahe Hitam, Biji Pete, Jahe, Laos, Kunyit, Lengkuas Merah, Ketumbar, Pulwosari, Jintan Hitam, Kapulaga Arab, dan banyak lagi.
3) Manusia: Wudhu, Dzikir, dan Doa Khusus sebagai unsur spiritual.
Sebagai tambahan, santan yang digunakan berasal dari 11 jambangan, yang kemudian menghasilkan empat jambangan minyak dan tai lala (ampas).
MANFAAT MINYAK OBAT
Minyak obat ini dipercaya memiliki khasiat luar biasa untuk berbagai keperluan, mulai dari membantu proses persalinan, menyembuhkan luka, hingga menangani korban kesurupan. Dengan doa dan dzikir yang menyertai proses pembuatannya, minyak ini diyakini membawa berkah bagi yang menggunakannya.
Risamsi menyampaikan bahwa, minyak ini memiliki khasiat luar biasa untuk mengobati berbagai penyakit. Penyakit tersebut seperti kencing darah, sakit lutut, dan nyeri sendi. Tradisi ini juga memiliki nilai spiritual, sebagaimana disampaikan oleh Mamiq Irpan: “Kita membuat acara seperti ini karena tradisi ini adalah bagian dari warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh keluarga dekat, tetapi juga oleh masyarakat luas hingga luar NTB,” ungkapnya.
HIKMAH DAN PESAN DARI PARA TOKOH
Wawancara dengan Wakil Bupati Lombok Timur Terpilih, Ir. Moh. Edwin Hadiwijaya, MM
Dalam sambutannya, Edwin, Wabup Lotim Terpilih yang karismatik ini, menceritakan pengalaman pribadinya dengan Jeleng Minyak 13 tahun lalu. “Saya masih ingat, setengah botol minyak ini baru habis 6 bulan lalu. Manfaatnya luar biasa, baik untuk saya maupun keluarga,” ungkapnya penuh antusias. Ia menekankan pentingnya melestarikan tradisi ini sebagai upaya merawat kebersamaan di tengah arus teknologi modern.
Edwin juga mengapresiasi nilai gotong royong yang terpancar dari acara ini. “Tradisi ini menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Kita harus terus mendukung kegiatan seperti ini, karena menjadi ruang silaturahmi sekaligus wadah komunikasi antara masyarakat dan pemerintah,” tambahnya.
Pernyataan TGH. M. Lukmanul Hakim, SH
Sebagai Dewan Penasehat Yayasan Shirotul Khair, TGH. M. Lukmanul Hakim menyampaikan rasa syukur dan apresiasi, kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini. Ia menjelaskan filosofi minyak obat, yang dibuat dari kelapa dan rempah-rempah pilihan. “Setiap unsur kelapa bermanfaat, apalagi ketika dipadukan dengan doa dan dzikir. Inilah yang menjadikan minyak ini istimewa,” ujarnya.
TGH. Lukman juga menegaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan ikhtiar spiritual dan sosial untuk membantu sesama. “Minyak ini bukan untuk dijual, tetapi untuk kemaslahatan umat. Semua peserta menerima kualitas yang sama, tanpa perbedaan,” tambahnya.
Pernyataan Ketua Panitia, Supardi
Dalam wawancara, Supardi menjelaskan niat mulia di balik acara ini. “Kami ingin melestarikan tradisi leluhur yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat, kami memastikan acara ini penuh keberkahan,” katanya. Ia juga menyoroti kompleksitas proses pembuatan minyak obat yang memakan waktu hingga 16 jam.
Minyak Obat dan Tradisi yang Terjaga
Acara Jeleng Minyak tidak hanya menjadi tradisi kesehatan, tetapi juga wahana mempererat hubungan sosial. Dalam era teknologi yang serba individualis, tradisi ini mengingatkan pentingnya kebersamaan dan gotong royong. Seperti disampaikan oleh Wabup Edwin, “Kita harus mempertahankan tradisi ini sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.”
PENUTUP
Acara Jeleng Minyak di Yayasan Shirotul Khair Ambung, bukan sekadar prosesi pembuatan minyak obat. Lebih dari itu, acara ini adalah perayaan kebudayaan, spiritualitas, dan solidaritas. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, tradisi ini diharapkan tetap lestari dan menjadi inspirasi, dalam menjaga warisan budaya di tengah arus globalisasi.
Read more info "Dzikir dan Tradisi: Kilas Balik Jeleng Minyak Obat Penuh Khasiat Bersama TGH. M. Lukmanul Hakim" on the next page :
Editor :M Amin