Sampan Terbalik Dalam Acara Nyelamak Dilauq, Beruntung Polairud Lotim Gerak Cepat Evakuasi Korban

Foto Suasana Evakuasi yang Dipimpin Kasat Polairud Lotim (AKP Sudarman) ketika Kapal Nelayan Terbalik dan Tenggelam dalam Perhelatan Adat “Nyelamak Dilauq” Tanjung Luar pada Senin (14/7/2025)
AKP Sudarman: "Prioritas Kita Adalah Keselamatan Warga. Setiap Detik Berharga"
SIGAP NEWS NTB | Lombok Timur – Dalam perhelatan adat “Nyelamak Dilauq” yang sarat makna dan tradisi, momen penuh warna itu hampir berubah menjadi tragedi saat sampan salah satu nelayan terbalik di tengah antusiasme warga, pada Senin (14/7/2025). Berkat kesigapan dan kepemimpinan AKP Sudarman, SH selaku Kasat Polairud Polres Lombok Timur, evakuasi berlangsung cepat dan korban berhasil dievakuasi dengan selamat.
Sejarah Acara Nyelamak Dilauq
Lebih dari sekadar upacara laut, Nyelamaq Dilauq adalah jantung budaya Suku Bajo yang diadaptasi masyarakat Tanjung Luar sejak masa kolonial Hindia-Belanda. Lima hari sebelum puncak, ribuan warga mengikuti prosesi pemilihan Sandro Utama, penentuan kerbau ritual dengan tanduk berhiaskan emas, dan arakan kerbau keliling kampung. Puncaknya, kepala kerbau disakralkan dan diberi benang emas lalu dilarung ke gugusan terumbu karang, satu hingga tiga mil dari daratan. Siraman air laut diakhiri sebagai simbol pembersihan hati, mempersatukan manusia dan laut sebagai ciptaan Tuhan.
Kejadian Mencekam di Jalur Rakit Adat
Sekitar pukul 10.30 WITA, tim Sat Polairud Pos Telong Elong yang tengah melaksanakan pengamanan tradisi ritual “Nyelamak Dilauq” mengikuti jalur rakit adat menuju lokasi ritual “Nibak Tikolok” (membuang kepala kerbau). Saat dua sampan tengah bersanding, antusiasme kapten kapal memuncak ketika saling siram air menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual kebersamaan. Tiba-tiba, gelombang kecil terpadu semangat seremonial membuat sampan salah satu nelayan terjungkal.
AKP Sudarman, SH yang memimpin langsung Pos Telong Elong, segera memerintahkan anggota bergerak cepat.
“Prioritas kita adalah keselamatan warga. Setiap detik berharga,” ujarnya. Anggota Polairud tak hanya mengamankan lokasi, tetapi juga berenang mendekati korban, menarik serta menuntun mereka ke daratan dengan selamat.
Kepemimpinan Inspiratif di Tengah Kesibukan Tradisi
Aksi heroik ini tak lepas dari persiapan matang dan visi kepemimpinan AKP Sudarman, SH. Sejak awal, ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara menjaga kelancaran adat dan memprioritaskan keselamatan publik. “Adat harus berjalan, tetapi jiwa yang memegang tradisi jauh lebih berharga daripada ritual apa pun,” tegasnya saat memberikan himbauan pasca-evakuasi.
Dalam pernyataannya, Kasat Polairud mengimbau seluruh masyarakat dan pengunjung acara:
“Kita sama-sama merayakan tradisi, namun jangan sampai semangat itu membuat kita lengah. Pastikan selalu memakai pelampung saat berada di atas air dan ikuti instruksi petugas keamanan. Keselamatan bersama adalah kunci keberhasilan setiap acara.”
Himbauan ini disambut baik oleh panitia dan masyarakat, yang kini semakin sadar akan pentingnya protokol keselamatan saat melibatkan unsur air dalam setiap ritual budaya.
Korban Selamat, Adat Berlanjut, Semangat Terjaga
Korban yang terbalik berhasil dievakuasi dalam kondisi sehat dan menjalani pemeriksaan ringan sebelum kembali berkumpul dengan keluarga. Kegiatan “Nyelamak Dilauq” pun berlanjut lancar, dengan rasa syukur dan kekaguman akan sinergi antara warga, panitia adat, dan kepolisian.
Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa perpaduan kepemimpinan tegas, kesiapsiagaan personel, dan partisipasi aktif masyarakat mampu menyelamatkan nyawa sekaligus menjaga kelestarian budaya. Terima kasih atas dedikasi AKP Sudarman, SH dan seluruh anggota Sat Polairud Polres Lombok Timur yang telah menunjukkan bahwa keberanian dan kepekaan akan nilai-nilai luhur mampu menciptakan harmoni dalam setiap tradisi.
Editor :M Amin