Kabupaten Lombok Timur Cetak Rekor Nasional! Inflasi (IPH) NTB: –4,68%, Lotim: Juara Nasional –7,13%

Foto Suasana Rakor Pengendalian Inflasi Daerah M-1 Mei 2025 yang Digelar secara Virtual melalui Zoom Meeting pada Senin (5/5/2025) (Sumber Gambar: Asisten II Setda Lotim, Ahmad Masfu’)
Ahmad Masfu’: "Strategi utama TPID Lotim yaitu Sistem Monitoring Harga Digital, Sentra Pasar Ramah Konsumen & Edukasi Pantau Harga Rakyat"
Senin (5/5/2025) pagi, layar Zoom Meeting Dirjen Kompleksitas Inflasi Kementerian Dalam Negeri memperlihatkan wajah optimis para kepala daerah dan jajaran TPID se-Indonesia. Pada ujung barisan, tampak Asisten II Setda Lotim, Ahmad Masfu’ bersama seluruh tim TPID Kabupaten Lombok Timur, menyimak dengan saksama arahan Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir.
“Lombok Timur Melesat, Inflasi Merunduk”
Dalam presentasi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini memaparkan capaian Indonesia per April 2025:
Inflasi month-to-month (April vs Maret): 1,17%
Inflasi year-on-year (April 2025 vs April 2024): 1,95%
Inflasi tahun kalender (April vs Desember 2024): 1,56%
“April kali ini memang sedikit lebih rendah dibanding Maret, tetapi lebih tinggi ketimbang April tahun lalu,” lanjut Pudji, “sedangkan secara tahunan, kita lihat kenaikan yang masih terkendali.” Kontributor utama inflasi nasional adalah tarif listrik, emas perhiasan, dan komoditas makanan, minuman, tembakau serta perawatan pribadi.
IPH NTB: –4,68%, Lotim: Juara Nasional –7,13%
Secara regional, Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat –4,68% IPH, terutama terdongkrak turunnya harga cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah. Namun, kejutan terbesar datang dari Kabupaten Lombok Timur yang memimpin nasional dengan penurunan IPH –7,13% di periode M-1 Mei 2025. Penurunan IPH Kabupaten Lotim merupakan penurunan tertinggi di antara 48 provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Kami bangga atas kerja keras TPID Lotim. Pionir pengendalian harga di NTB, bahkan nasional, adalah prestasi luar biasa yang patut diapresiasi,” puji M. Aminullah dari Sigap News, seusai Rakor.
Arahan Tegas Tomsi Tohir: Kolaborasi & Data Akurat
Dalam sambutannya, Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menekankan:
Pembaruan data harian harga komoditas oleh setiap pemerintah daerah.
Koordinasi intensif dengan BPS setempat untuk memetakan komoditas penggerak inflasi.
Sinergi Satgas Pangan, Kemendag, dan BULOG dalam mengatasi fluktuasi harga Minyak Kita yang menyentuh masyarakat bawah.
Kewaspadaan khusus bagi daerah dengan IPH tinggi. Khususnya terkait lonjakan harga bawang putih.
“Data adalah nyawa kebijakan. Tanpa informasi real time, kita menebak arah angin,” tegas Tomsi.
Inspirasi dari Lotim: Inovasi & Keteladanan
Prestasi spektakuler Lotim bukan kebetulan. Di bawah kepemimpinan Asisten II Ahmad Masfu’, TPID Lotim menerapkan:
Sistem monitoring harga digital yang terintegrasi dengan kios-kios lokal.
Sentra pasar ramah konsumen, memfasilitasi petani dan pedagang agar stabilkan pasokan.
Edukasi “Pantau Harga Rakyat”, lintas generasi, yang melibatkan remaja hingga lansia untuk melaporkan kenaikan harga via WhatsApp.
Metode ini membuat respons kebijakan menjadi gesit. Dikarenakan harga merunduk dan konsumen tersenyum lebar.
Fantasi Ekonomi: “Lombok Timur, Negeri Downward Spiral”
Kali ini, harga cabe rawit menari menukik, bawang merah gemetar turun, dan kebijakan pengendalian inflasi berputar seperti roda ajaib. Itulah Lombok Timur, sebuah daerah modern yang memadukan kolaborasi dan data yang meredam arus inflasi, menjadikannya “kabupaten antigejolak harga” pertama di negeri ini.
Dengan tekad kuat dan inovasi tanpa batas, Lombok Timur membuktikan: ketika data dipadukan dengan aksi nyata, bahkan badai harga pun bisa dipreteli hingga habis. Semoga kisah inspiratif ini menular ke seluruh pelosok Indonesia, mengantarkan kita ke zaman di mana inflasi terkendali dan kesejahteraan merata bagi semua.
Editor :M Amin