Aceh Besar & Lotim Bertukar Ide: Masa Depan Desa Wisata Berkelas Dunia di Tetebatu & Kembang Kuning

Foto Kunjungan Kerja dan Studi Tiru OPD Dan TP PKK. Aceh Besar di Desa Kembang Kuning (Atas) dan di Desa Tetebatu (Bawah) pada Kamis (23/1/2025)
Kades Tetebatu dan Kades Kembang Kuning Sambut Rombongan Aceh Besar: Harmoni Tradisi dan Modernisasi
SIGAPNEWS.CO.ID | LOMBOK TIMUR – Kunjungan rombongan OPD dan Tim Penggerak PKK dari Aceh Besar ke Kabupaten Lombok Timur, menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi antar daerah. Sekaligus menggali inspirasi dari keberhasilan program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan desa wisata di daerah ini, pada Kamis (23/1/2025). Kegiatan yang berlangsung di Home Stay Hakiki, Desa Kembang Kuning dan di Desa Tetebatu, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pj. Bupati Lotim Drs. H. Muhammad Juaini Taofik, M.AP, Kadis PMD Lombok Timur Drs. Salmun Rahman, M.M, serta perwakilan perangkat desa dan masyarakat setempat.
Acara ini mengusung tema “Kolaborasi dan Inovasi untuk Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan” dengan fokus pada pembentukan desa wisata, peran aktif masyarakat, serta strategi mendunia dalam industri pariwisata. Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lombok Timur, Kepala Desa Kembangkuning, dan Kepala Desa Tetebatu berbagi wawasan dan pengalaman mereka yang memukau.
Kepala Dinas PMD Lombok Timur: Kolaborasi, Inovasi, dan Peran Perempuan
Drs. Salmun Rahman, M.M., Kepala Dinas PMD Lombok Timur, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi peluang besar untuk memperkuat sinergi antar daerah. “Kolaborasi ini membuka pintu untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik. Aceh Besar dan Lombok Timur memiliki banyak potensi yang bisa saling melengkapi,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti program unggulan Lombok Timur dalam pemberdayaan masyarakat, seperti pengembangan desa mandiri berbasis potensi lokal dan inovasi berkelanjutan. “Kami ingin menunjukkan bahwa dengan pendekatan partisipatif, pemberdayaan masyarakat bisa menghasilkan dampak luar biasa,” tambahnya.
Terkait studi tiru, Salmun menekankan pentingnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan lokal. “Kami melihat potensi Aceh Besar dalam menerapkan model pemberdayaan berbasis ekowisata yang sudah sukses di Lombok Timur,” katanya. Tak lupa, ia mengapresiasi peran perempuan dan TP PKK sebagai motor penggerak pembangunan desa. “Perempuan memiliki peran strategis dalam mempercepat pembangunan, baik melalui program ekonomi kreatif maupun penguatan kapasitas masyarakat,” tutupnya dengan penuh semangat.
Desa Kembangkuning: Pariwisata Kerakyatan dan Komitmen Bersama
Kepala Desa Kembang Kuning, yang dikenal dengan keberhasilannya dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, berbagi rahasia di balik kesuksesan desanya.
“Kunci utamanya adalah komitmen, kerja sama antar lembaga desa, dan keterlibatan aktif masyarakat. Kami mengembangkan pariwisata kerakyatan di mana masyarakat menjadi subjek utama, bukan sekadar penonton,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan pentingnya sinergi antar pelaku wisata, stakeholder, dan dinas terkait. “Pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi adalah kunci,” tegasnya. Ia juga terinspirasi oleh budaya Aceh yang kental dengan nilai-nilai syariat Islam.
“Kami belajar untuk menjaga budaya lokal agar tidak terkikis oleh arus globalisasi. Wisata halal bisa menjadi peluang besar yang relevan untuk diterapkan,” ujarnya.
Harapan besar disampaikan kepada rombongan Aceh Besar. “Semoga kunjungan ini memperkuat jejaring antar desa di Indonesia dan membuka peluang berbagi pengalaman yang lebih luas,” pungkasnya.
Desa Tetebatu: Harmoni Kearifan Lokal dan Modernisasi
Kepala Desa Tetebatu, Sabli, yang desanya telah diakui sebagai bagian dari jaringan desa wisata dunia (UNWTO), turut membagikan pengalamannya. “Kami menjaga keasrian alam dan mempertahankan kearifan lokal serta budaya, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan,” katanya.

Ia menambahkan, Desa Tetebatu sukses mengintegrasikan kearifan lokal dengan modernisasi tanpa kehilangan identitas.
“Hubungan sosial yang kuat dan komunikasi antar tokoh menciptakan kebersamaan yang harmonis. Sehingga, perbedaan budaya dan agama menjadi kekuatan, bukan hambatan,” ungkapnya.
Kunjungan ini memberikan kesan mendalam bagi Sabli. “Kami merasa bangga bisa berbagi pengalaman dan mendapatkan wawasan baru dari Aceh Besar. Perbedaan ini justru memperkaya perspektif kami untuk terus maju,” tambahnya dengan senyum optimis.
Penutup: Sinergi yang Menginspirasi
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang penuh inspirasi, diikuti dengan foto bersama sebagai simbol kekompakan antar daerah. Kunjungan OPD dan TP PKK Aceh Besar ke Lotim, menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antar daerah adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan memperkuat jejaring desa-desa di Indonesia. Dengan semangat saling belajar, Lotim tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga mitra strategis dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Semoga kolaborasi ini menjadi awal dari langkah besar, untuk membangun desa-desa mandiri yang menginspirasi seluruh Nusantara.
Editor :M Amin